Cerita Pagi Adi Warman: “Prabowo, Lagu Tipe-X, dan Indonesia yang (Tidak) Gelap”

Jakarta – Hari itu suasana di Kongres VI Partai Demokrat begitu meriah. Ballroom megah di Jakarta dipenuhi oleh kader-kader partai yang antusias menyambut Presiden Prabowo Subianto. Begitu beliau melangkah masuk, terdengar alunan lagu dari Tipe-X – “Kamu Enggak Sendirian”.

Pak Prabowo tersenyum lebar, melambaikan tangan ke kiri dan kanan. Tapi, begitu mendengar lirik lagunya, beliau mengernyitkan dahi dan berbisik ke ajudannya,
“Lagu ini buat siapa ya? Aku atau AHY?”

Ajudannya yang polos menjawab,
“Mungkin buat kita semua, Pak. Biar enggak merasa sendirian di politik.”

Pak Prabowo tertawa kecil dan berkata,
“Betul juga! Dalam politik, kalau sendirian ya repot. Harus ada teman, tapi jangan cuma buat gaya-gayaan!”

Begitu naik ke podium, suasana semakin riuh. Tapi ada yang berbeda kali ini, Pak Prabowo membawa senter di tangannya. Para kader saling berbisik, penasaran dengan maksudnya.

Pak Prabowo membuka sambutan dengan humor,
“Selamat malam, saudara-saudara! Saya dengar ada yang bilang Indonesia itu gelap. Nah, makanya saya bawa senter, siapa tahu ada yang butuh penerangan!”

Seisi ruangan tertawa terbahak-bahak.

Beliau melanjutkan,
“Yang melihat Indonesia gelap itu siapa? Padahal, menurut data, ekonomi kita tumbuh pesat, bahkan di atas Jepang, Inggris, dan Prancis. Kok bisa dibilang gelap?”

Seorang kader di barisan depan berbisik,
“Mungkin yang bilang gelap itu lupa bayar tagihan listrik, Pak.”

Pak Prabowo tertawa keras,
“Bisa jadi! Atau mungkin mereka kurang piknik, jadi pandangannya suram terus.”

Lalu, beliau melirik ke arah AHY dan Gibran yang duduk bersebelahan. Dengan nada bercanda, beliau berkata,
“Saya dengar ada yang bilang saya suka cawe – cawe. Padahal bukan saya yang cawe – cawe duluan, malah saya yang minta di cawe – cawe.”

Gibran menoleh ke AHY, AHY menoleh ke Gibran. Keduanya hanya bisa saling tersenyum tanpa kata.

Para kader tertawa riuh, sementara Pak Prabowo melanjutkan,

“Intinya, kalau bisa bekerja sama, kenapa harus ribut? Politik itu bukan soal siapa yang menang sendiri, tapi siapa yang bisa membangun bersama. Jadi, mari kita nyalakan ‘senter’ semangat dan bersama-sama menerangi Indonesia.”

Seisi ruangan kembali bertepuk tangan.

Sebelum turun dari podium, Pak Prabowo menambahkan,
“Kalian tahu kenapa lagu tadi cocok dengan politik? Karena di politik itu, kalau sendirian terus, ya bakal susah. Harus ada teman seperjuangan, tapi jangan cuma buat pencitraan, harus benar-benar kerja untuk rakyat!”

Tepuk tangan semakin riuh. AHY dan Gibran ikut mengangguk tanda setuju.

Pesan moral yang ingin saya sampaikan dalam cerita ini adalah :

  1. Optimisme adalah Cahaya – Dalam menghadapi tantangan, sikap optimis ibarat senter yang menerangi jalan kita. Jangan fokus pada sisi gelap, tapi cari jalan keluar dengan semangat dan kerja keras.
  2. Kolaborasi Lebih Baik daripada Kompetisi Berlebihan – Politik bukan soal siapa yang lebih unggul, tetapi siapa yang bisa bekerja sama untuk hasil yang lebih besar.
  3. Jangan Mudah Terprovokasi dalam Politik – Seperti AHY dan Gibran yang tetap santai saat disindir, seorang pemimpin harus punya mental kuat dan tidak mudah terjebak dalam permainan emosional.
  4. Gunakan Data, Bukan Sekadar Persepsi – Sebelum menyimpulkan sesuatu itu ‘gelap’, lihatlah data dan fakta yang ada.
  5. Humor dalam Kepemimpinan – Menyampaikan pesan serius dengan sentuhan humor dapat membuatnya lebih mudah diterima dan diingat.

Semangat Pagi. Salam Sehat & Sinergi. Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia Yang Hebat Ini. 🙏🇮🇩👍

DR. H. Adi Warman, S.H., M.H,. MBA. / Pakar Hukum – Pengamat Sosial, Politik dan Keamanan.

Share Berita